Tuesday, February 7, 2023

Jakarta adalah ibukota Indonesia. Banyak dari warga Penggarit yang merantau ke Jakarta. Areanya pun bermacam-macam, dari mulai daerah Priok, Muara Angke, Muara Baru, Kota, Blok M, Depok, Bogor, Bekasi dan Cikarang. Sebenarnya Bekasi, Depok dan Cikarang bukan termasuk Jakarta namun yah dianggap sama, Jakartane ngendi? jawabnya bisa Cikarang. Padahal Cikarang jauh dari Jakarta.

Pekerjaannya pun bermacam-macam. Ada yang menjadi pedagang, tukang, dan lainnya. 

Jika tukang yang terkenal daerah Koja. Personil tukang yang membangun mall Koja juga banyak orang Penggarit. Kalo profesi tukang parkir ada juga daerah panglima polim. Disitu ada juga pekerja dikantornya Gelael orang Penggarit, didaerah blok M tepatnya, yaitu Om Darno. 

Inilah seputar orang Penggarit yang bisa disebutkan namanya :

Muara Baru : Wawan, Imron, Kebrag, Yu Emi, dan lain-lain

Priok : Om Hoto, dan kawan-kawan

Cibubur : Marnoh

Cakung : Aji

Bekasi : Mba Eri, Hadi, Pipit dan adiknya

Blok M : Mas Darno, Om Nino, Om Gondrong, We Senah dan kawan-kawan

Depok : Mba Ani, Mba Sukma dan kawan-kawan

Tangerang : Harjo, Mba Eko dan kawan-kawan

 

Dan banyak lagi mungkin yang orang Penggarit bisa komen lebih banyak.
Usaha orang Penggaritpun bermacam-macam. Pedagang, kontraktor dan lain-lain.

Ada juga yang mendirikan kursus online yang sangat terkenal, yaitu dutaacademy.com.
Duta Academy bergerak di training perusahaan-perusahaan khususnya Ms Excel dan bidang IT.

Salam anak perantuan, sehat dan sukses selalu




Monday, May 17, 2021

Pada suatu hari ada sebuah keluarga di desa penggarit yang bernama Pak Wesjen. Beliau bekerja sebagai tukang minyak. Dan istrinya berdagang dengan membuka warung didepan rumahnya.

Kisah ini ditahun 1940an...

Keluarga Wesjen ini berhasil dalam segala usahanya. Sehingga bisa membangun rumah bertembok dinding, yang pada waktu itu umumnya masih menggunakan bambu anyaman (Pager).


Pada suatu malam datanglah seorang pencuri. Pencuri ini mengendap-endap,  masuk lewat belakang rumah. Entah bagaimana caranya sehingga pencuri tersebut bisa masuk rumah. Anehnya pencuri itu tidak mengambil barang berharga. Pencuri hanya mengambil makanan dan makan didalam rumah Pak Wesjen.

Dan Pencuri tersebut juga melakukan buang hajat (boker) didalam rumahnya Pak Wesjen.

Sehingga keesokan harinya keluarga Pak Wesjen terkaget-kaget. Karena makanan di meja makan habis dan yang tersisa hanya kotoran dari sang Pencuri.

Pak Wesjen : Idileh mambu nemen, apa kiye?

Bu Wesjen : Endi Bapane?

Pak Wesjen : Lagi giyeg sih,

Bu Wesjen : Jebule tai, malinge ngising nang kene tekas mangan

hiiiii

Ha ha ha ha...

Bau nya sangat menyekat, akhirnya diberesin oleh keluarga Pak Wesjen.

Demikian harta tidak hilang, dan Pak Wesjen bersyukur hanya makanan yang hilang, alangkah susah zaman itu sehingga makanan dalam rumah pun menjadi incaran Pencuri.



Monday, April 22, 2019

Pada tahun 1970 an ada program pemerintah, berupa transmigrasi. Penduduk jawa banyak yang mencari kehidupan ke Pulau-pulau luar yang masih jarang penduduknya, waktu itu yaitu Pulau Sumatera. Tak terkecuali ada sebagian kecil dari Penduduk desa Penggarit yang meniatkan diri untuk berpindah ber transmigrasi ke Sumatera. Kabarnya disana diberikan lahan seluas 2 Hektar dan sebuah rumah, serta kehidupan setahun di sokong oleh Pemerintah

Alkisah keluarga Pardi dan Mitri ikut program ini, keluarga dia akhirnya ditempatkan disebuah desa Cirebon baru, Kecamatan Seberang Musi, Kepahiang, Bengkulu.

ada sebuah keluarga mbah Dewi juga dipindahkan ke Lampung, daerah umbul Lapak

Keluarga Pardi berhasil dan sukses di sana. Daerah sekitarnya juga ada orang Jawa dari Penggarit. Daerah lampung juga banyak orang dari daerah Penggarit, sehingga mereka masih menggunakan bahasa Penggarit




Wednesday, March 20, 2019

Desa Penggarit terbentuk setelah tahun 1730. Waktu itu jumlah penduduk masih sedikit, hanya beberapa puluh orang yang tinggal di wilayah itu.

Di sebelah selatan wilayah kedua desa tersebut terdapat sebuah makam leluhur Mbah Buyut Jamur Apu dan Pangeran Benowo, wilayah itu disebut Candi Jamban Ndalem.
Saat itu masih dikuasai oleh seorang tokoh dari Desa Pegongsoran bernama Kyai Martoloyo. Sementara untuk wilayah Siber dan Sirandu dikuasai oleh Kyai Martojoyo. Kedua tokoh tersebut, setiap harinya bertengkar dan berkelahi dari pagi hingga sore memperebutkan Candi Jamban Ndalem hingga keduanya mengalami luka-luka yang cukup parah namun setelah keduanya mandi di Sungai Jamban Ndalem, maka seluruh luka-lukanya akan sembuh. Begitu seterusnya hingga Adipati Pemalang pada saat itu (Kanjeng Sawergi) mengetahui dan mengadakan sayembara untuk memperebutkan wilayah tersebut. Kanjeng Sawergi selanjutnya mengumpulkan warga dari kedua desa tersebut.

Pada hari Jum’at Kliwon dalam penanggalan jawa bulan Aji tanggal 15 tahun Alif, digelar sayembara “Adu Silem”, yaitu menyelam dalam Sungai Jamban Ndalem. Segala perlengkapan sayembara dipersiapkan antara lain meminjam gamelan Lokananta dari Cirebon yang konon pada waktu itu gamelan tersebut bisa berbunyi sendiri tanpa ditabuh untuk mengiringi kedua tokoh dalam Adu Silem. Para panitia (dahulu disebut upas-upas) membuat Ajir (Galah) sepanjang 5 meter sebanyak 2 batang kemudian ditancapkan di tengah (kedhung) Jamban Ndalem. Seluruh masyarakat dan pejabat di Kadipaten Pemalang berkumpul di suatu tempat yang disebut Rengas Doyong untuk menyaksikan acara Adu Silem dua tokoh tersebut. Adu Silem dimulai jam 8 tepat. Kyai Martoloyo dan Martojoyo turun ke Sungai Jamban Ndalem menuju pada Ajir (Galah) yang sudah ditancapkan sesuai dengan posisi masing-masing. Pada jam 12 Kyai Martoloyo yang mewakili Pegongsoran muncul ke permukaan.

Rakyatpun bersorak kemudian pada jam 2 (lingsir) lebih 6 menit, Kyai Martojoyo dari wilayah Sirandu dan Siber muncul ke permukaan. Rakyatpun bersorak sekaligus menyambut kemenangan Kyai Martojoyo yang menyelam lebih lama. Selanjutnya, Kanjeng Sawergi dan Kanjeng Pontang (Wedana Pemalang) mencabut keris Sitapak dan Simongklang kemudian menorehkan (Nggarit) di dahan (Pang) pohon Kesambi sebagai pertanda bahwa wilayah Candi Jamban Ndalem masuk dalam wilayah Sirandu dan Siber, selanjutnya wilayah tersebut dinamakan Desa Panggarit (Pang sing digarit) kemudian disebut Penggarit.

Friday, January 13, 2017

FAKTA UNIK PERTAMA
Berbatasan langsung dengan 8 Desa
1. Dukuh Lanjar dan Gedugan, Desa Jebed Selatan - Utara
2. Desa Sungapan - Barat
3. Desa Gongsoran - Barat
4. Desa Peguyangan - Selatan
5. Dukuh Mangunsari, Desa Tegal Sari - Tenggara
6. Dukuh Pengadegan, Desa Pener - Timur
7. Desa Sokawangi - Timur
8. Desa Kejambon - Timur Laut




FAKTA UNIK KE 2
Desa Terluas di Kecamatan Taman, bagian Selatan
- Lebih luas dari Jebed Selatan ataupun Utara


FAKTA UNIK KE 3
Luas Desa yang ditinggali penduduk hanya sekitar 10% dari luas keseluruhan Desa Penggarit, silakan lihat Peta

FAKTA UNIK KE 4
Desa Penggarit merupakan Desa paling selatan di Kecamatan Taman, Pemalang, dan merupakan desa yang memiliki Hutan


FAKTA UNIK KE 5
Desa Penggarit merupakan satu-satunya Desa di Kecamatan Taman yang memiliki sejarah asal usul yang sering dimuat dicerita legenda rakyat Jawa tengah maupun Pemalang

FAKTA UNIK KE 6
Desa Penggarit merupakan desa dimana terdapat petilasan sejarah, Pangeran Benowo yang merupakan putera Raja Pajang


FAKTA UNIK KE 7
Logat bahasa Desa Penggarit paling berbeda diantara desa-desa kecamatan taman lainnya
misal kata "bisa" di Penggarit menjadi "bise"
        kata "duweke" di Penggarit menjadi "eneke" artinya kepunyaan
        kata "pentil" di Penggarit menjadi "pakel" yaitu mangga kecil

FAKTA UNIK KE 8
Desa penggarit merupakan satu-satunya desa di kabupaten Pemalang yang masuk sebagai 6 Desa Wisata Jawa Tengah

FAKTA UNIK KE 9
Desa penggarit merupakan satu-satunya desa di kabupaten Pemalang yang memilki taman makam pahlawan






Tuesday, October 18, 2016

Ada sebuah kisah di Penggarit, yaitu di tahun 1946-1948 yaitu di zaman perang kemerdekaan. Ketika belanda datang maka warga desa menabuh kentongan, dengan buru-buru maka semua warga laki-laki segera melarikan diri ke hutan Penggarit. Belanda sangat kejam, jadi apabila menemui laki-laki dewasa di dalam rumah di desa maka bisa langsung di tembak, tanpa ampun.

Seorang warga desa yang bernama Sutama (bukan nama asli),  pura-pura mengenakan koyo banyak sekali di kepalanya, dia pura-pura sakit dan merintih dikamar. Belanda datang, maka pasukan belanda itu sampai ke kamar Pak Sutama, melihat Pak Sutama yang merintih kesakitan di kepala, tentara Belanda tidak merasa iba, langsung didor, Pak Sutama pun meninggal.

Ada seorang warga bernama Wasjan, pada waktu itu sedang gerah, sehingga tidak makai baju atas. Ketika bunyi kentongan bertalu-talu, dia panik, lalu mengambil bajunya dan lari ke hutan. Setelah belanda pergi, dia kembali ke Desa. Tetapi semua orang tertawa, karena rupanya yang dia pakai baju istrinya. Namanya juga panik.

Memang desa Penggarit dimusuhi belanda, tidak seperti desa lain, yang aman-aman saja ketika Belanda datang. Hal ini disebabkan karena Desa Penggarit dijadikan markas tentara keamanan rakyat. Dari situlah maka banyak Pemuda Desa Penggarit yang belajar ilmu kanuragan pada tahun 1940an

Monday, October 17, 2016

Karangsuci mungkin banyak dari netizen yang belum mendengar nama itu. Karangsuci adalah nama pedukuhan yang masuk ke dalam Desa Penggarit. Letaknya terpencil, dari Jembatan Lais, lurus terus menelusuri sungai Simangu, melewati lapangan terus, sampai disebrang sungai simangu ada belokan ke kanan. Nah itulah Desa Karangsuci




Diperkirakan penduduk karangsuci tidak sampai 1000 orang, dan sekitar 50 kepala keluarga. Dukuh itu letaknya dipinggir hutan Penggarit. Dulu dukuh karangsuci tidak punya sekolah sama sekali, sehingga masyarakatnya jika ingin bersekolah harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 KM ke Desa Penggarit, syukur sekarang sudah ada sekolah Dasar.

Pada tahun 1990an masyarakat Karangsuci banyak sekali yang sekolahnya tidak lulus, SD tidak lulus, tetapi sekarang di era milenia, sudah banyak yang bersekolah bahkan mungkin ada juga sampai ke Jenjang perguruan tinggi.

Budaya Unik dukuh karangsuci zaman dulu adalah ketika mendirikan rumah, maka seluruh masyarakat bergotong royong bersatu pada. konon Rumah pada saat munggah molo kadang di malam hari. Rumah di desa karangsuci dulu masih terbuat dari anyaman Bambu, tetapi sekarang rata-rata kayu jati.

Salah satu teman penulis adalah orang Karangsuci yang bernama OM Gondrong, beliau sekarang merantau di Jakarta, daerah BLOK M, yang sukses dan memiliki 3 warung rokok. Dia berawal dari tukang parkir, pekerjaan itu digelutinya dengan tekun dan sekarang bisa membawa hasil dan memakmurkan keluarganya.

Mayoritas penduduk Karang suci bekerja sebagai petani, pencari kayu dihutan, tukang blandong, pedagang dan sisanya merantau ke Jakarta


Walaupun terpencil, tetapi majalah maupun gadget canggih sekarang sudah mulai merambah ke Dukuh Karangsuci, smoga Karangsuci semakin maju