Tuesday, October 18, 2016

Ada sebuah kisah di Penggarit, yaitu di tahun 1946-1948 yaitu di zaman perang kemerdekaan. Ketika belanda datang maka warga desa menabuh kentongan, dengan buru-buru maka semua warga laki-laki segera melarikan diri ke hutan Penggarit. Belanda sangat kejam, jadi apabila menemui laki-laki dewasa di dalam rumah di desa maka bisa langsung di tembak, tanpa ampun.

Seorang warga desa yang bernama Sutama (bukan nama asli),  pura-pura mengenakan koyo banyak sekali di kepalanya, dia pura-pura sakit dan merintih dikamar. Belanda datang, maka pasukan belanda itu sampai ke kamar Pak Sutama, melihat Pak Sutama yang merintih kesakitan di kepala, tentara Belanda tidak merasa iba, langsung didor, Pak Sutama pun meninggal.

Ada seorang warga bernama Wasjan, pada waktu itu sedang gerah, sehingga tidak makai baju atas. Ketika bunyi kentongan bertalu-talu, dia panik, lalu mengambil bajunya dan lari ke hutan. Setelah belanda pergi, dia kembali ke Desa. Tetapi semua orang tertawa, karena rupanya yang dia pakai baju istrinya. Namanya juga panik.

Memang desa Penggarit dimusuhi belanda, tidak seperti desa lain, yang aman-aman saja ketika Belanda datang. Hal ini disebabkan karena Desa Penggarit dijadikan markas tentara keamanan rakyat. Dari situlah maka banyak Pemuda Desa Penggarit yang belajar ilmu kanuragan pada tahun 1940an

Monday, October 17, 2016

Karangsuci mungkin banyak dari netizen yang belum mendengar nama itu. Karangsuci adalah nama pedukuhan yang masuk ke dalam Desa Penggarit. Letaknya terpencil, dari Jembatan Lais, lurus terus menelusuri sungai Simangu, melewati lapangan terus, sampai disebrang sungai simangu ada belokan ke kanan. Nah itulah Desa Karangsuci




Diperkirakan penduduk karangsuci tidak sampai 1000 orang, dan sekitar 50 kepala keluarga. Dukuh itu letaknya dipinggir hutan Penggarit. Dulu dukuh karangsuci tidak punya sekolah sama sekali, sehingga masyarakatnya jika ingin bersekolah harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 KM ke Desa Penggarit, syukur sekarang sudah ada sekolah Dasar.

Pada tahun 1990an masyarakat Karangsuci banyak sekali yang sekolahnya tidak lulus, SD tidak lulus, tetapi sekarang di era milenia, sudah banyak yang bersekolah bahkan mungkin ada juga sampai ke Jenjang perguruan tinggi.

Budaya Unik dukuh karangsuci zaman dulu adalah ketika mendirikan rumah, maka seluruh masyarakat bergotong royong bersatu pada. konon Rumah pada saat munggah molo kadang di malam hari. Rumah di desa karangsuci dulu masih terbuat dari anyaman Bambu, tetapi sekarang rata-rata kayu jati.

Salah satu teman penulis adalah orang Karangsuci yang bernama OM Gondrong, beliau sekarang merantau di Jakarta, daerah BLOK M, yang sukses dan memiliki 3 warung rokok. Dia berawal dari tukang parkir, pekerjaan itu digelutinya dengan tekun dan sekarang bisa membawa hasil dan memakmurkan keluarganya.

Mayoritas penduduk Karang suci bekerja sebagai petani, pencari kayu dihutan, tukang blandong, pedagang dan sisanya merantau ke Jakarta


Walaupun terpencil, tetapi majalah maupun gadget canggih sekarang sudah mulai merambah ke Dukuh Karangsuci, smoga Karangsuci semakin maju